PEMAKNAAN EMPIRIKAL PENDIDIKAN
SYAHRUL PADILAH, S.Pd*

Maka dimulailah fase baru dari kehidupan mereka,
dimulai dengan memanfaatkan benda yang ada di sekitar mereka seperti batu,
dengan bebekal batu inilah mereka mulai mengembangkan cocok tanam (farming) dengan cara menebang pohon
kayu untuk selanjutnya memanfaatkan lahan yang ada tersebut untuk bercocok
tanam. Secara sederhana kita bisa asumsikan bahwa itu terjadi karena adanya
perkembangan pemikiran otak bawah alam sadar mereka untuk mempertahankan hidup.
Artinya ada proses pembelajaran yang terjadi dalam perjalan hidup mereka yang
diperoleh dari pengalaman.
Bapak pendidikan nasional Kihajar Dewantara sebagaimana
dikutif oleh Imam Burnadif dalam bukunya filsafat pendidikan menjelaskan bahwa
masyarakat yang layak bagi terselenggaranya kehidupan dan pergaulan yang wajar
adalah masyarakat yang tertib, damai, sejahtera, selamat dan bahagia. Dan
pendidikan dalam konteks ini memiliki legitimasi
yang kokoh dalam menciptakan kondisi masyarakat yang layak tersebut. Persoalan
yang muncul dari ungkapan kihajar yang penuh makna itu adalah apakah Indonesia
sudah memasuki tahap kelayakan tersebut dengan model pendidikan nasional saat ini,
jawabannya tentu ada pada kita semua. Kita bisa lihat dan saksikan, negri ini
memiliki begitu banyak ekonom dan profesor handal di bidang ekonomi yang
tentunya paham betul bagaimana persoalan ekonomi nasional baik dari sektor makro
maupun mikro. Tidak hanya itu lembaga-lembaga ekonomi yang bersifat non government organization-pun
bermunculan yang juga diisi oleh para ekonom handal. Tapi toh pada kenyataannya
perekonomian nasional kita tidak juga kunjung membaik. Kalaupun ada perbaikan
itu lebih mengacu pada skala makro sementara skala mikro (persoalan
perekonomian masyarakat kecil) seakan masih jauh dari sentuhan-sentuhan perbaikan,
lantas dimanakah letak persoalannya?.
Perkembangan
pendidikan
Marilah sejenak kita mengambil hikmah dari sejarah,
kita semua mungkin kenal dengan kaisar
Jepang ke 122 yaitu Meiji. Tenno meiji (kaisar Meiji) yang ketika dinobatkan
mejadi kaisar tengah berusia 16 tahun, sungguh usia yang belia, tetapi seluruh
dunia mengenalnya. Disaat beliau menjadi kaisar era modernitas Jepang mulai
dibuka dan semua gerakan Meiji ini dikenal dengan istilah Restorasi meiji.
Dimulailah proses reformasi dengan pendidikan sebagai mata tombak. Pendidikan
menjadi hak dan kewajiban semua warga. Kemudian, reformasi itu yang disebut
restorasi, sejak itu restorasi Jepang itu disebut dengan Restorasi Meiji.
Restorasi Jepang itu berjalan sangat cepat dan efisien tahun 1853. Menjelang
akhir abad ke 19 Jepang sudah berhasil menjadi kekuatan militer dengan angkatan
laut yang sangat tangguh sehingga dapat mengalahkan secara mutlak armada
raksasa Rusia di Selat Tsushima, menyapu bersih kepulauan Sachalin, mengambil
Korea dan Semenanjung Liau-Tung dari Rusia, serta Port Arthur dan Dairen
(Wells, 1951). Meiji begitu sangat mengagumkan dan menyanjung tinggi nilai pendidikan dan juga guru (sense), ditambah lagi memang adanya budaya pembelajar dari bangsa Jepang. Para aktor yang sangat gigih memperjuangkan reformasi itu berjumlah tidak lebih dari 100 orang muda yang cerdas dan berdedikasi tinggi. Titik berat dari proses restorasi itu adalah di bidang pendidikan. Banyak sekali pemuda Jepang dikirimkan ke luar negeri dan Jepang banyak mengambil sistem Jerman dalam segala proses kehidupannya.
menjadi hak dan kewajiban semua warga. Kemudian, reformasi itu yang disebut
restorasi, sejak itu restorasi Jepang itu disebut dengan Restorasi Meiji.
Restorasi Jepang itu berjalan sangat cepat dan efisien tahun 1853. Menjelang
akhir abad ke 19 Jepang sudah berhasil menjadi kekuatan militer dengan angkatan
laut yang sangat tangguh sehingga dapat mengalahkan secara mutlak armada
raksasa Rusia di Selat Tsushima, menyapu bersih kepulauan Sachalin, mengambil
Korea dan Semenanjung Liau-Tung dari Rusia, serta Port Arthur dan Dairen
(Wells, 1951). Meiji begitu sangat mengagumkan dan menyanjung tinggi nilai pendidikan dan juga guru (sense), ditambah lagi memang adanya budaya pembelajar dari bangsa Jepang. Para aktor yang sangat gigih memperjuangkan reformasi itu berjumlah tidak lebih dari 100 orang muda yang cerdas dan berdedikasi tinggi. Titik berat dari proses restorasi itu adalah di bidang pendidikan. Banyak sekali pemuda Jepang dikirimkan ke luar negeri dan Jepang banyak mengambil sistem Jerman dalam segala proses kehidupannya.
Di negri ini terkhusus pada masa Orde Baru di bawah
kepemimpinan soeharto yang memimpin selama 32 tahun, pada kurun waktu itu
Indonesia seakan menemukan ruh (spirit) dalam proses pembangunan dan
indonesia muncul sebagai macan Asia yang disegani di kawasan Asia tenggara. Namun
tampak depan tidak seperti tampak belakang, pondasi pembangunan Indonesia yang
dibangun selama 32 tahun seakan keropos hanya dengan terjangan reformasi dan
krisis ekonomi. Tidak hanya indonesia,
pada saat yang bersamaan beberapa negara di Asia
juga mengalami persoalan yang sama yaitu terjangan dan himpitan krisis ekonomi
diantaranya adalah Korea Selatan. Tidak perlu berlama-lama, Korea langsung bangkit dari
keterpurukan hantaman krisis ekonomi dan terbukti Korea Selatan langsung
bangkit dan mampu menyelesaikan pesoalannya, sementara bangsa kita sampai hari
ini masih berkutat pada persoalan itu. Kalaulah kita tarik benang merahnya,
maka kita bisa menyimpulkan dari apa yang terjadi di jepang dan Korea Selatan,
semata-mata ada pada penempatan pendidikan di posisi yang pas.
Perjalanan pendidikan dibumi nusantara ini begitu
sangat menyisakan sejuta tanya, contoh sederhananya adalah Malaysia yang
dulu banyak yang menuntut ilmu di negri ini namun kemudian menjadi guru,
dibuktikan dengan tingginya minat pelajar negri ini untuk belajar disana namun
tidak sebaliknya, selain faktor yang tentunya adalah kamajuan dibidang
pendidikan. Tragisnya, dalam semangat pembangunan lintas sektoral, sektor
pendidikan merupakan lahan yang terabaikan. Hasil dari pengabaian yang
berkesinambungan itu adalah terdaftarnya negara kita pada penelitian UNDP
mengenai Human Development Index (Indeks Sumberdaya Manusia) dalam urutan ke
109 dari 117 negara dunia
Saat ini, begitu banyak bermunculan metode pembelajaran
dan yang terkenal itu adalah metode active
learning. Namun demikian apapun metode yang diajarkan, adalah bagian dari
strategi perbaikan pendidikan. Ketika penyelenggaraan pendidikan yang
terpenting adalah bagaimana penyelenggaraan menyentuh pertama, memaksimalkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
secara proporsional sebagai bekal peserta didik untuk mencapai kemandiriannya. Kedua, penumbuhan sistem nilai dalam
diri sebagai bekal sarana agar peserta didik mampu menjadi pribadi unggul dan
mampu manatap lingkungan sekitarnya sebagai tempat ruang berinteraksi dan
mengimplementasikan nilai-nilai yang diperoleh dari sistem pendidikan.
Dengan mengacu kepada kedua acuan yang sebutkan diatas,
maka pendidikan akan masuk pada fase mikro dalam menyikapi sorotan persoalan
pendidikan sebagai bentuk peralihan dari extended
orientation.
Dari itu semua, pemaknaan yang perlu ditumbuhkan dari
dunia pendidikan adalah bagaimana kita semua memandang pendidikan dari
perspektif rasional kita. Pendidikan bertujuan menolong para siswa melihat
makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan
subjek-subjek yang mereka temukan dengan keadaan proses berfikir mereka. Maka
dipelukan kaitan yang bermakna, melakukan pekerjaaan yang berarti, melakukan
pembelajaran yang teatur dan diatur sendiri, berfikir kreatif dan kritis serta
mampu menempatkan nilai diri sebagai prinsip hidup dalam tataran normatif dan
aplikasi. Karena keberadaan perserta didik merupakan bagian dari masyarakat
baik dalam skala makro maupun mikro, dan keberadaannya juga selalu dilingkupi
oleh nilai-nilai dan norma-norma. Kemudian perserta didik yang hadir didalamnya akan
mengalami kontinuitas, maka disini jugalah peranan pendidikan menjadi ruh
pembentukan pribadi, pribadi yang berfikir global bertindak local think globally act locally. Sebagai bentuk kesimpulan mari kita lihat ungkapan
dari Alfred North Whitehad (1929), pentingnya pengetahuan terletak pada
kegunaannya, pada penguasaan kita terhadap pengetahuan itu. Dengan kata lain,
terletak pada kearifan, kearifan adalah suatu yang berurusan dengan penanganan
pengetahuan, pemilihan pengetahuan untuk menetapkan hal-hal yang relevan, dan
penerapannya untuk nilai dari pengalaman langsung.
*) Penulis adalah
peminat pendidikan
Dan pendidik di
sekolah dasar islam terrpadu al-fitiyah pekanbaru
0 komentar: