Dalam Kurikulum 2013, etika, logika, dan estetika digabung hingga
menjadi satu kesatuan utuh. Proses pembelajaran dalam kurikulum ini
menjadi pembeda dengan kurikulum sebelumnya. Peserta didik diajarkan dan
dibiasakan untuk observasi, bertanya, bernalar, bereksperimen, dan
berkomunikasi.
"Dalam kurikulum 2013, kita ingin mengajarkan kepada anak-anak kita
sejak kecil kalau kita semua adalah bersaudara dalam keberagaman. Saya
berharap kurikulum 2013 ini dapat dipersiapkan dan dilaksanakan dengan
baik, " kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad
Nuh, dalam acara silaturahmi bersama jajaran dinas pendidikan se eks.
Karesidenan Madiun, di Pendopo Kantor Bupati Probolinggo, Senin
(07/07/2014).Mendikbud mengatakan, untuk membuat sekolah memiliki kualitas baik terdapat tiga hal yang harus dipenuhi, yaitu memiliki guru, kurikulum, serta memiliki fasilitas atau infrastruktur yang baik. "Dari antara ketiga itu yang paling dominan adalah guru dan kurikulum," tutur Mendikbud.
Untuk meningkatkan kualitas guru, kata dia, maka guru dilatih dan diajarkan semua aspek yang berkaitan dengan proses pembelajaran kepada siswa yang disebut kurikulum. Dan isi kurikulum itu sendiri adalah standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar evaluasi.
Dalam Kurikulum 2013, hasil dari proses pendidikan adalah memiliki lulusan yang memiliki keutuhan standar kompetensi. Kompetensi tersebut terdiri dari kompetensi sikap, pengetahuan, keterampilan yang menjadi satu kesatuan.
"Kita ingin anak-anak kita bukan sekedar memiliki sikap yang bagus, tetapi pengetahuan dan keterampilannya juga menjadi satu kesatuan, dan ini menjadi esensi dari kurikulum 2013," ujar Mendikbud.
Objek yang dipelajari dalam kurikulum 2013 adalah fenomena alam, sosial, serta seni dan budaya. "Oleh karena itu kami berikan penghargaan dan terima kasih kepada pemerintah daerah yang menghidupkan seni dan budaya," kata Mendikbud. (Seno Hartono)
0 komentar: