2 SISI : Pendidik & Pengajar
Penulis : Hamidi Agus ( Guru Bahasa Indonesia SMP Juara Pekanbaru )
Pendidik dan pengajar sepertinya merupakan dua kata yang memiliki makna
sama. Kalau sepintas memang mirip, padahal di antara keduanya terdapat
perbedaan yang membawa efek yang luar biasa besar. Penasaran?! Mari kita simak
bersama penjelasannya.
Pengajar berasal dari kata dasar ajar,
dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) artinya petunjuk kepada orang
supaya diketahui (dituruti). Dari sini dapat dipahami bahwa ajar;
mengajar adalah suatu tindakan untuk membuat orang lain mengerti, atau paham akan
sesuatu. Nah, jadi kalau Anda menjadi seorang pengajar, berarti Anda wajib
membuat orang lain mengerti akan hal yang Anda jelaskan pada mereka. Kalau
belum, berarti Anda belum berhasil sebagai seorang pengajar.
Sedangkan pendidik berasal dari kata dasar didik,
dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) artinya memelihara dan
memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan
pikiran. Arti lain dari kata pendidikan adalah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.
Berdasarkan definisi di atas maka dapat kita tarik benang merah bahwa didik/
mendidik/ pendidikan adalah hal yang terkait dengan akhlak atau budi pekerti,
bukan hanya melulu mengenai sebuah materi pelajaran.
Nah, setelah mengetahui arti dan makna dari dua kata di atas, sekarang kita
lihat arti kata Guru yang dalam Bahasa Jawa, guru adalah
akronim dari kata digugu dan ditiru. Digugu
artinya menjadi tempat menimba ilmu atau tempat bertanya,
sedangkan ditiru artinya diikuti seluruh tindak
tanduknya. Ada pepatah kuno yang mengatakan bahwa kalau guru
kencing berdiri, murid kencing berlari. Hal ini mengandung makna bahwa
setelah seorang murid menduplikasi dari gurunya, maka dia akan senantiasa
memodifikasi, sehingga dia akan memiliki lebih dari gurunya. Tapi ingat, bagi
kita para pelajar/ murid/ siswa/ peserta didik, tirulah apa yang masih dalam
ruang lingkup positif. Hindari hal-hal yang bersifat negatif dan jangan pernah
menirunya!
Pengertian guru dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI)
artinya adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya,
profesinya) mengajar. Menurut pengertian di atas, tugas utama seorang
guru adalah mengajar, yaitu membuat orang lain memahami sesuatu yang belum
dipahami sebelumnya. Pernahkah Anda berpikir, betapa besar jasa guru kita
semasa kelas 1 SD yang begitu telaten mengajari kita yang semula buta huruf
hingga akhirnya bisa membaca dan menulis? Yang semula tidak mengenal angka dan
tidak bisa berhitung menjadi bisa?
Ya, sungguh besar tanggung jawab yang dipikul oleh seorang guru. Selain
sebagai pengajar, sudah seharusnya dia juga menjadi seorang pendidik, yang
artinya menanamkan nilai-nilai budi pekerti dan akhlak yang baik. Jadi, menjadi
guru tidak saja bertanggung jawab terhadap permasalahan akademis, namun juga
bertanggung jawab terhadap perkembangan psikologis dan kepribadian seorang anak
didiknya.
Sungguh indah apabila semua (atau sebagian besar) guru di Indonesia memiliki
kedua hal tersebut. Ditambah lagi mampu memberikan motivasi kepada peserta
didiknya, sehingga lebih percaya diri dalam menghadapi persaingan global yang
semakin ketat ini. Saya mengambil sosok pahlawan nasional yang mendekati ideal
adalah seorang Ki Hajar Dewantara. Beliau adalah pendiri Taman Siswa dan
dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan. Selain mengajarkan ilmu yang beliau
kuasai, beliau juga kerap memberikan motivasi serta inspirasi kepada kita
supaya lebih maju, lebih menghargai jasa-jasa para pahlawan, lebih dapat
mengoptimalkan fasilitas internet dengan hal-hal yang positif. Karena
sesungguhnya potensi yang dimiliki seorang manusia itu sungguh besar asal dia
tahu cara menggunakannya.
Jadi, buat para pengajar dan pendidik serta calon pengajar dan pendidik,
sekarang sudah bukan zamannya lagi Anda membaca buku dan mendiktekannya di
depan kelas. Bukan zamannya lagi memberikan punishment yang membuat
peserta didik traumatis. Zaman sudah berubah, zaman semakin maju dengan
teknologi yang semakin berkembang setiap detiknya. Di samping perkembangan
teknologi yang sudah sedemikian pesat, para peserta didik ini juga perlu
diberikan sesuatu yang dapat membuat mereka tetap dalam koridor akhlak yang
baik, dan tidak terjerumus kepada hal-hal yang menyesatkan. Selain itu mereka
juga harus bisa survive di dalam persaingan global yang semakin gila
ini. Karena itu bekalilah diri Anda sebaik-baiknya, kuasailah standarisasi
teknologi (minimal dapat mengoperasikan program Microsfot Office), karena kita
semua tidak tahu perubahan apa yang akan terjadi di kemudian hari. Yang bisa
kita lakukan adalah mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Hal ini bukan hanya buat
para guru ataupun calon guru. Tapi juga kepada kita semua. Karena baik
disengaja ataupun tidak, pada suatu saat kita juga bisa menjadi guru bagi orang
lain, minimal bagi buah hati kita. Pesan saya, jadilah guru yang lengkap yaitu
sebagai pengajar sekaligus pendidik.
Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan
bangsa, khususnya generasi berikutnya yang akan serta-merta menggantikan kita
di kemudian hari. Sampaikanlah ilmu meski hanya satu ayat, setelah kita
membekali diri kita dengan moral agama dan Pancasila, maka selanjutnya kita
bekali para penerus bangsa. Kalau bukan kita, siapa lagi?!