Trik Mencetak Pemalas Menjadi Juara Kelas
Apakah Anda sudah menerima rapor bayangan anak Anda yang selalu dibagikan setelah ujian tengah semester
diselenggarakan? Bagaimana? Apakah Anda puas dengan angka-angka yang
tertera di dalamnya? Kalau sudah, bersyukurlah. Tetapi, kalau belum,
teruslah berusaha agar si buah hati dapat menjadi kebanggaan sanak
famili. Berilah dukungan (push factor) dan motivasi (pull factor)
kepada anak-anak kita hingga ia mampu mengeluarkan upayanya yang
terbaik dalam berusaha. Syukur, bila akhirnya anak kita bisa menjadi
juara seperti yang disampaikan oleh wali kelas pada saat penerimaan
rapor kenaikan kelas. Betapa bangganya kita sebagai orang tua. Terlebih
bila sang anak meraih prestasi itu karena ia rajin belajar dan gemar
membaca buku.
Tetapi bagaimana bila ternyata sang anak malas
belajar padahal sebagai orang tua kita berkeinginan menjadikannya juara
kelas? Sebagai seorang bapak dari dua orang anak yang masih sekolah di
SD dan SMP, saya akan berbagi beberapa trik mencetak si pemalas menjadi
juara kelas. Trik ini saya dapatkan bukan dari pengalaman yang kami,
saya dan istri lakukan, sendiri, tetapi berdasarkan pengamatan dan
penelitian kecil-kecilan yang kami lakukan terhadap lingkungan sekolah
kedua anak kami.
Untuk melakukan trik ini,
tentu saja diperlukan modal dan sedikit pengorbanan Anda sebagai orang
tua. Semakin besar modal dan pengorbanan yang Anda berikan biasanya
semakin tinggi pula rangking
yang diperoleh anak Anda. Modal yang dimaksudkan di sini adalah uang.
Ya, uang! Sementara pengorbanan yang harus Anda berikan adalah
pengorbanan berupa waktu dan tenaga. Bila Anda merasa sudah memiliki itu
semua, berarti Anda sudah bisa melakukan beberapa trik berikut ini:
Pertama, bergabunglah dalam
kepengurusan komite sekolah atau apapun namanya –di beberapa sekolah
namanya bisa berbeda-beda, entah itu pengurus paguyuban orang tua atau
persatuan orang tua murid dan guru—dan aktiflah. Syukur, bila Anda
kemudian diangkat menjadi ketuanya. Semakin tinggi posisi Anda di
kepengurusan ini semakin besar pula pengaruh Anda, baik di kalangan
orang tua murid maupun di antara guru-guru sekolah Anak Anda. Semakin
besar pengaruh Anda di sana, semakin besar pula peluang anak Anda
menduduki rangking tinggi, kalau memang tidak tertinggi.
Kedua, ciptakanlah kenyamanan hubungan
antara Anda dengan para guru, terutama guru wali kelas anak Anda. Baik
dalam posisi Anda sebagai pengurus komite maupun orang tua. Jangan
pernah sekalipun berdiri dalam posisi yang berseberangan dengan pihak
sekolah. Apalagi bila Anda sampai dicap sebagai orang tua yang kritis.
Satu hal yang perlu Anda ingat adalah jangan perkenalkan diri Anda
dengan nama asli Anda. Gunakan nama anak Anda setiap berkegiatan di
sekolah, sehingga semua orang memanggil Anda dengan Mama X (X adalah
nama anak Anda), atau Bunda X. Ini penting sebagai proses
pengidentifikasian yang dilakukan pihak sekolah dan guru-guru terhadap
Anda dan anak Anda.
Ketiga, bersikaplah akomodatif
terhadap semua keinginan dan kepentingan pihak sekolah dan juga guru.
Terutama bila pihak sekolah atau kelas menyelenggarakan kegiatan.
Tunjukkan bahwa Anda adalah orang tua yang mampu diandalkan oleh pihak
sekolah, baik dari segi materi, seperti uang dan kendaraan pribadi, juga
kontribusi tenaga dan pikiran. Jangan pernah mengeluh di depan para
guru, apalagi melakukan protes bila Anda diposisikan sebagai pembantu.
Layani kepentingan mereka, itu kata kuncinya!
Keempat, jalinlah hubungan pribadi
dengan wali kelas. Seperti pada poin ketiga, layani kepentingannya, baik
sebagai guru maupun sebagai pribadi. Lebih baik lagi bila guru wali
kelas Anda menyelenggarakan bimbingan belajar –pada beberapa sekolah
dasar guru wali kelas biasanya menyelenggarakan bimbingan belajar yang
tentu saja tidak gratis bagi murid-muridnya dengan alasan untuk
mendongkrak nilai—dengan demikian Anda memiliki alasan untuk memberikan
lebih. Bila guru atau wali kelas mematok seratus ribu rupiah per
bulannya kepada setiap anak untuk bimbel tersebut, Anda bisa saja
memberikannya dua kali lipat.
Kelima, menjelang pembagian rapor
temui dan tanyakan secara pribadi kepada guru wali kelas Anda, benda
atau materi apa yang ingin dimilikinya, atau barang yang belum ia punya.
Tentu dengan pendekatan yang tidak vulgar. Bila memungkinkan jangan
melakukan tawar menawar. Ketika guru Anda menyampaikan keinginannya,
sampaikan pula keinginan Anda tentang anak Anda.
Bila Anda sudah melakukan itu semua silakan
tunggu hasilnya. Saya tidak menggaransi seluruh upaya yang telah Anda
lakukan dapat membuat anak Anda meraih rangking yang memuaskan. Tidak
semua guru dan sekolah mau menerima pemberian, perlakuan atau semua trik
dari para orang tua seperti di atas. Namun, dari beberapa pengamatan
yang kami lakukan, berbagai trik tadi setidaknya berhasil mendongkrak
nilai teman-teman kedua anak kami, yang bersekolah di SD yang berbeda.
Kalaupun anak mereka tidak menjadi juara, setidaknya si pemalas tetap
dapat naik kelas.
Pertanyaannya, apakah hal tersebut halal
dilakukan? Bukankah semua upaya tersebut sama halnya dengan suap?
Jawabannya kembali lagi ke Anda pribadi. Kami sendiri tidak menganjurkan
Anda untuk melakukan trik yang tricky tadi. Banyak cara lain
yang lebih halal dan murah untuk menjadikan anak Anda pelajar yang dapat
dibanggakan. Dan saya yakin, Anda pasti lebih banyak tahu dari saya.
Tetapi, izinkan saya memberikan saran sederhana: jangan terobsesi
menjadikan anak Anda sebagai juara kelas! Jadikan saja ia anak-anak yang
rajin belajar dan gemar membaca buku berisi ilmu dan pengetahuan, bukan
komik apalagi internet!
Copyright 2013; SMP Juara Pekanbaru/SMP Pekanbaru
0 komentar: