
Islam datang untuk memuliakan perempun dengan cara tidak menyamakan. Karna memang secara fisiologi laki-laki dan perempuan itu berbeda. Namun mereka punya kesempatan yang sama untuk mendapatkan ketaqwaan. Selain fisiologis yang berbeda, perempuan juga lebih cepat baliqh di bandingkan laki-laki. Kondisi ini menuntut remaja putri untuk dapat mempersiapak diri dengan baik.
Fase remaja yang bergejolak dengan seiringnya dunia informasi dan hiburan menjamur, menjadi suatu masalah baru bagi para Akhwat untuk membentengi dirinya. Agar mereka tidak ikut dalam arus keliru yang mengedepankan lifestyle tanpa melihat larangan-larangan agama.
Seperti hari ini, pacaran sudah menjadi hal yang biasa. “tak pacaran tak gaul” slogan-slogan seperti ini, merusak para generasi khususnya perempuan/akhwat. Kenapa? Karna di dalam aktivitas pacaran tidak ada yang baik, semua aktivitas pacaran adalah dosa. Ust. Maliki juga menyampaikan bahwa “rasa suka” antara lawan jenis itu adalah sesuatu yang wajar. Namun, pacaran bukanlah sebuah solusi. Ia mengajak para remaja Akhwat untuk mempersiapkan pernikahan sebagai solusi fitrah saling mencintai antar lawan jenis. Adapun persiapannya dimulai dari : 1) Ilmu. Ilmu tentang, pernikahan 2) Sibukkan diri dengan kemandirian dan 3) Latih kematangan emosional.
Kegiatan ini ditutp dengan doa yang dipimpin langusng oleh Ust. Muhammad Maliki, S.Pd. dan pengabadian momen melalui lensa kamera. Kegiatan berakhir dengan suka cita, saling tersenyum dan merasa lega. Persoalan-persoalan para akhwat selesai melalui sesi tanya jawab. Ust. Maliki juga bangga dengan pihak sekolah yang mengambil peranan langsung dalam menyelamatkan remaja melalui kajian jalasah ruhiyah, untuk membentengi para peserta didik dari pengaruh buruk yang bertebaran di luar sana. Semoga wanita mulia atau the best blessing to woman dapat di sematkan kepada mereka, untuk mejadi akhwat tanggung dengan mampu mengatakan “say no to pacaran” atau jomlo fisabilillah.
0 komentar: