PEKANBARU ( 28 Febuari 2019 ) Sekolah 8 jam dalam sehari atau biasa dikenal full day school yang telah dilakukan oleh Sekolah Juara Se Indonesia dibawah naungan Rumah Zakat / Indonesia Juara foundation.
Bagi sekolah yang sebelumnya tidak melaksanakan full day school, harus menyesuaikan kebiasaan-kebiasaan yang selama ini hanya melaksanakan kegiatan sekolah separuh hari menjadi seharian penuh. Terlebih para siswa-siswi, mereka ada yang langsung siap mengikuti program full day school ada pula yang mendapat sedikit masalah dan harus mengalami masa penyesuaian.
Sekolah SMP Juara Pekanbaru siswa yang berasal dari latar belakang keluarga kurang mampu, penerapan belajar di sekolah 8 jam dalam sehari mungkin tidak masalah.Namun siswa tersebut ongkos, uang jajan dan bekal makan siang mereka terpenuhi dengan baik. Sehingga kesehatan dan stamina mereka terjaga dengan maksimal, mampu mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik sepanjang hari. Belum lagi kegiatan ekskul dan penguatan pendidikan karakter selepas pulang sekolah, tentu membutuhkan fisik yang prima. Fisik yang prima memungkinkan daya konsentrasi terhadap pelajaran yang disampaikan guru dapat terserap dengan baik.
Kondisi siswa kurang mampu ini secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan pendidikan. Sekalipun dipaksakan siswa harus berhasil, maka dapat dibayangkan betapa cukup beratnya perjuangn mereka dalam proses meraih keberhasilan pendidikan. Bila kita memandang dari segi positif maka menjadi hal yang sangat membanggakan apabila ada seorang siswa dapat meraih keberhasilan pendidikan ditengah keterbatasan dan kekurangannya.
Menyikapi kondisi seperti ini, apa yang harus kita lakukan? Jika kita adalah salah satu guru di sekolah yang mana ada siswa mengalami kondisi kekurangan atau berasal dari keluarga kurang mampu, mulailah dengan pendekatan, dekati siswa dengan bentuk perhatian. Perhatikan mereka walau hanya dengan pertanyaan sederhana dan umum seperti: apa kabar?, baju kamu bersih, siapa yang mencucinya? kebaikan apa yang sudah kamu lakukan hari ini? Dan lain sebagainya.
Pertama, berikan motivasi tentang bagaimana nikmatnya sebuah keberhasilan yang dapat dicapai walaupun ditengah keterbatasan dan kekurangan. Semangati siswa dengan cara mengubah kekurangan menjadi kelebihan. Kekurangan bukan hambatan justru harus dijadikan pemicu dalam meraih keberhasilan.
Kedua, kita harus selalu mendekatkan siswa kepada ajaran agama, bantu siswa dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ingatkan siswa untuk selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Latih siswa untuk mengisi hari-harinya dengan selalu berbuat baik kepada sesama.
Ketiga, ciptakan ide-ide kreatif untuk menciptakan kebersamaan dikalangan siswa, seperti makan siang bersama seluruh siswa di kelas masing-masing. Ide makan siang ini sangat bagus untuk menghilangkan kesenjangan antara siswa yang tidak mampu.
Seperti apa yang telah dilakukan siswa di SMP Juara Pekanbaru. Kegiatan makan siang bersama sering dilakukan dengan tujuan menciptakan kebersamaan dan meningkatkan persaudaraan dikalangan siswa. Kegiatan ini cukup berhasil, para siswa sangat senang dengan acara makan siang bersama dengan teman-temannya.Kegiatan ini dilakukan pada keluar main pertama mereka langsung duduk rapi depan kelas masing – masing.
Menurut Syahrul Padilah, S.P sebagai Kepala Sekolah SMP Juara Pekanbaru di sekolah tersebut, kegiatan makan siang bersama ini mampu menumbuhkan rasa kebersamaan, meningkatkan persaudaraan dan solidaritas diantara para siswa. Saling mengasihi dan menerima, terbina pada kegiatan makan siang bersama ini. Juga meningkatkan rasa syukur siswa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kegiatan makan bersama ini menjadi solusi bagi kebutuhan makan siang para siswa. sehingga siswa memiliki energi dan stamina untuk melanjutkan kegiatan belajar hingga petang hari. Apabila kebutuhan fisik siswa terjaga memungkinkan dapat menyerap materi pelajaran dengan baik dan maksimal.
0 komentar: